Kendati sudah menjelaskan efektivitas alat tilang elektronik, tapi rupanya alat tersebut masih sebatas angan-angan saja. Polri mengakui alat tilang itu memang diinginkan Polri tapi apa daya anggaran belum ada.
"Itu masih cita-cita. Mungkin penganggaran, karena high cost, memerlukan dana yang cukup tinggi, mulai dari CCTV, database kendaraan, bagaimana nanti sistem pembayaran. Berarti kan bangun sistem baru. Tapi itu butuh pembiayaan tinggi," ujar Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, dikutip Cyber4rt dari Merdeka.com, Kamis (21/3).
Namun cita-cita ini juga ada targetnya. Jika semua lancar, Polri ingin sistem tersebut bisa berjalan di tahun 2015 dengan Jakarta sebagai kota pertamanya.
"Mudah-mudahan dalam 2015 paling lambat. Di Jakarta dulu, diupayakan sebagai pilot project ya, nanti baru lainnya dipikirkan. Kalau kita lihat manfaatnya cukup baik bagi penegakan hukum, meningkatkan ketertiban berlalu lintas, mengapa tidak? Di daerah lain kita coba," lanjutnya.
Sebelumnya, wacana ini bergulir ketika Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengadakan rapat bersama Kakorlantas Polri. Disebutkan ada beberapa terobosan yang ingin dilakukan Kakorlantas untuk menertibkan lalu lintas.
"Kita sedang akan laksanakan, electronic low investment. Jadi tidak lagi bersentuhan masyarakat dengan polisi, tapi dengan sistem elektronik, ini sudah kita rintis terutama Polda Metro. Dengan cara memanfaatkan data, speed gun dan kamera," kata Kakorlantas Irjen Pol Pudji Hartanto kemarin di Mabes Polri. (Mustiana Lestari/Merdeka)