Headlines News :
Home » » Kebanyakan Nonton TV Sebabkan Kanker Paru

Kebanyakan Nonton TV Sebabkan Kanker Paru

Cyber4rt | 05 June 2013 | 11:19 AM

Kebanyakan Nonton TV Sebabkan Kanker Paru
Kanker pada organ paru-paru identik dengan kebiasaan merokok atau terpapar polusi dalam kurun waktu yang lama. Tapi sebuah studi baru dari Jepang mengungkapkan bahwa kebanyakan menonton televisi pun bisa menyebabkan kanker paru. Kok bisa?

Menurut peneliti, pria yang menonton televisi lebih dari empat jam sehari berisiko 36 persen lebih tinggi untuk mengidap kanker paru-paru dalam kurun waktu 15 tahun ke depan dibandingkan pria yang hanya menonton televisi dua jam sehari.

Temuan ini diperkuat dengan hasil pengamatan terhadap 23.000 partisipan pria. Dari sekian banyak partisipan, hanya 598 orang atau 2,6 persen dari keseluruhan partisipan yang didiagnosis dengan kanker paru-paru. Tapi dari 598 orang tersebut, hanya 79 orang yang diketahui menghabiskan waktu kurang dari dua jam di depan televisi setiap harinya. Sedangkan 163 orang lainnya sanggup menonton televisi sampai empat jam lebih (sisanya menonton televisi antara 2-4 jam per hari).

Meski persentasenya kecil, setidaknya temuan ini menambah bukti bahwa gaya hidup sedenter dapat mengakibatkan berkurangnya usia ataupun angka harapan hidup.

"Berjam-jam duduk di depan televisi meningkatkan kadar senyawa penyebab peradangan di dalam darah sehingga mendorong risiko kanker paru-paru," terang peneliti Akiko Tamakoshi, M.D., Ph.D., seperti dilansir detikHealth, Sabtu (1/6/2013).

"Lagipula pria yang mengadaptasi gaya hidup sedenter mempunyai kadar gula darah dan insulin yang lebih tinggi, termasuk mengalami disfungsi metabolik yang dapat mengganggu pertumbuhan sel-sel normal dan mengubahnya menjadi sel ganas," tambahnya.

Namun menurut Dr. Tamakoshi, hal ini dapat dicegah dengan membiasakan atau menambah porsi aktivitas fisik di sela menonton televisi, misalnya sering-sering ke dapur untuk mengambil cemilan sehat seperti buah-buahan. Sebab pola makan kaya buah-buahan dan sayuran dapat menurunkan risiko kanker paru hingga 23 persen.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention. (Rahma Lillahi Sativa - detikHealth)
Share this article :
 
█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌
Cyber4rt © 2015 | Some Rights Reserved
ABOUTCONTACTDISCLAIMERPRIVACY POLICYSITEMAPTERMS
Powered by Blogger