- Orang bodoh sulit dapat kerja, akhirnya dia menjalankan bisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus merekrut orang pintar. Jadi bosnya orang pintar adalah orang bodoh.
- Orang bodoh sering melakukan kesalahan sehingga dia merekrut orang pintar yang tidak pernah salah memperbaiki yang salah. Jadi orang bodoh memerintah orang pintar untuk keperluan orang bodoh.
- Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk dipergunakan melamar kerja. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang dibuat orang pintar.
- Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, disuruhlah orang pintar untuk membuatnya.
- Orang bodoh kayaknya susah untuk lulus Sarjana Hukum. Oleh karena itu, orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk membuat undang-undang untuk orang bodoh.
- Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan. Sementara itu, orang pintar mempercayainya. Tapi, selanjutnya orang pintar menyesal karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu orang bodoh sudah ada diatas.
- Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu, dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar, jadinya orang pintar menjadi stafnya orang bodoh.
- Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia mem-PHK orang-orang pintar yang bekerja. Tapi, orang-orang pintar DEMO. Jadinya orang-orang pintar “meratap-ratap” kepada orang bodoh agar tetap diberikan pekerjaan.
- Saat bisnis orang bodoh maju, orang pintar akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.
- Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan uang. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan pekerjaan di media massa.
- Orang pintar merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang bodoh seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.
- Bill Gates, Dell, Henry Ford, Liem Swie Liong tidak pernah dapat S1, tapi menjadi kaya. Ribuan orang pintar bekerja untuk mereka dan ribuan jiwa keluarga bergantung pada mereka.
- Orang pintar menganggap untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang bodoh berpikir bahwa siapapun pun bisa berbisnis, termasuk dirinya sendiri.
PERTANYAAN :
- Mending jadi orang pintar atau jadi orang bodoh ?
- Pinteran mana, orang pintar atau orang bodoh ?
- Mulia mana, orang pintar atau orang bodoh ?
- Susah mana, orang pintar atau orang bodoh ?
KESIMPULAN :
Jangan terlalu lama jadi orang pintar. Jadilah orang bodoh yang pintar, daripada jadi orang pintar yang bodohKata kuncinya adalah 'resiko' & 'berusaha'. Karena orang bodoh berpikir pendek, maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pintar berpikir panjang, maka dia bilang resikonya besar, selanjutnya dia tidak berusaha mengambil resiko tersebut dan mengabdi kepada orang bodoh.
Di manakah posisi Anda saat ini ?
Berhentilah meratapi keadaan Anda yang sekarang. Ini hanya sebuah refleksi dari semua retorika dan dinamika kehidupan. Semua pilihan dan keputusan ada di tangan Anda untuk merubahnya. (estonhasiant)