Headlines News :
Home » , , » Parah, Wakepsek Paksa Siswinya Oral Seks

Parah, Wakepsek Paksa Siswinya Oral Seks

Cyber4rt | 02 March 2013 | 11:29 PM

Guru yang seharusnya menjadi panutan siswa, justru menjadi pelaku pelecehan seksual. Hal itu dialami MA (17), seorang siswa kelas XII sebuah SMU di bilangan Matraman, Jakarta Timur.

Dikutip Cyber4rt dari Suara Pembaruan, MA mengaku dipaksa untuk melakukan oral seks oleh seorang guru yang juga Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) sekolah itu. Tak hanya sekali, guru bejat itu memaksa MA memuaskan nafsu binatangnya hingga empat kali dalam rentang waktu bulan Juni dan Juli.

Parah, Wakepsek Paksa Siswinya Oral Seks
Ilustrasi (Google)
Agar aksi bejatnya tak diketahui siapapun, guru berinisial T itu mengancam tidak akan memberikan nilai dan ijazah korban.

"Dia mengancam untuk tidak mengeluarkan nilai dan ijazah saya. Saya takut," ungkap korban saat ditemui di rumahnya, Kamis (28/2).

MA menuturkan, peristiwa memilukan itu pertama kali terjadi pada 26 Juni 2012. Saat itu dirinya yang sedang libur sekolah, mendadak ditelepon pelaku sekitar pukul 15.00 WIB. Dengan alasan urusan sekolah, pelaku meminta MA bertemu di sebuah lokasi yang justru jauh dari sekolah.

"Akhirnya kira bertemu di depan BCA Utan Kayu. Baru saja bertemu dia sudah mencium tangan saya. Ada yang mau diomongin penting katanya, tapi saya diajak putar-putar dulu," tuturnya.

Setelah makan, dan berkeliling, pelaku yang sudah beristri dan beranak dua itu kemudian memarkirkan mobilnya di tempat yang gelap di daerah Ancol.

Di lokasi itulah, pelaku memaksa korban melakukan perbuatan yang asusila. MA melanjutkan, usai melakukan tindak asusila disertai dengan ancaman, pelaku sempat mengantar dan menurunkan korban di daerah Cempaka Putih.

"Saya diturunin, dan dikasih uang Rp 50 ribu untuk naik taksi," katanya.

Peristiwa ini terjadi pada bulan berikutnya sebanyak tiga kali. Terakhir, pelaku mengajak korban ke rumahnya di daerah Bekasi, yang sedang kosong karena istri dan dua anaknya sedang keluar. Di lokasi itu, pelaku ternyata telah menyiapkan segala sesuatunya. Bahkan, korban diminta untuk membuka bajunya.

"Saya menolak. Tapi dengan kondisi di rumah itu, sepertinya memang sudah direncanakan sebelumnya," tuturnya.

Setelah nyaris menjadi korban kebejatan lebih jauh, korban menjauh dari pelaku. Telepon dan pesan pelaku tak digubrisnya. Tak tahan dengan sikap pelaku, korban kemudian menceritakan peristiwa yang dialaminya kepada seorang guru yang dikenalnya cukup akrab. 

"Saya enggak punya ayah, ada seorang guru yang dekat, dan saya cerita ke dia. Supaya tidak ada lagi kejadian begini," katanya sambil terisak. [F-5]
Share this article :
 
█║▌│█│║▌║││█║▌│║▌║█║║▌
Cyber4rt © 2015 | Some Rights Reserved
ABOUTCONTACTDISCLAIMERPRIVACY POLICYSITEMAPTERMS
Powered by Blogger