Intelijen militer Rusia kini tengah menguji mata-mata baru, Agen Squek.
Berbulu putih, agen ini bukanlah seorang manusia atau anjing, hewan yang
biasa menjadi pelacak jejak. Agen baru ini merupakan binatang pengerat
alias tikus.
Meski berukuran mini, tikus dipercaya berpotensi unggul dalam mendeteksi bahan peledak, amunisi, serta mengendus jejak manusia. Mirip seperti anjing. "Untuk operasi bawah tanah, tikus adalah agen yang sangat lihai," kata pakar Rusia, seperti yang dilansir Tempo.co, Selasa, 19 Februari 2013.
Meski berukuran mini, tikus dipercaya berpotensi unggul dalam mendeteksi bahan peledak, amunisi, serta mengendus jejak manusia. Mirip seperti anjing. "Untuk operasi bawah tanah, tikus adalah agen yang sangat lihai," kata pakar Rusia, seperti yang dilansir Tempo.co, Selasa, 19 Februari 2013.
Kata spesialis teknis dan pusat keamanan EVRAAS di Moskow, Anton Venediktov, tikus dapat belajar mendeteksi bau zat tertentu. Bila mengendus bebauan itu, si tikus akan berlari ke dalam kandang. Kemudian membuat pose tertentu. "Tikus dapat dilatih memberikan sinyal soal bau senjata, bahan peledak, obat-obatan, serta tubuh manusia," kata Venediktov.
Kenapa Rusia memilih tikus sebagai agen intelijen? Kata Venediktov, binatang pengerat ini memiliki sistem saraf pusat yang cukup sederhana dibandingkan hewan lain. Artinya, tikus tidak begitu rentan akan perubahan hati atau stres emosional. Membuat perilaku mereka jauh lebih stabil.
"Mereka dapat bergaya seperti agen 007," kata Venediktov. "Bahkan, agen tikus mampu melakukan 150 tugas, dalam sebulan, dengan waktu 6-8 jam dalam tiap sif-nya.( MAIL ONLINE | CORNILA DESYANA )