"Sabar nak.. Tunggu sebentar lagi..!" Jawab sang ayah.
"Kita halus tunggu campai kapan pak..? Udah 2 hali kita belum buka puaca.. Pelutku udah ga kuat lagi menahan lapel pak..!" Keluh sang anak.
"Tunggu ya nak.. Bapak belikan sesuatu buat kamu makan..!" Sahut sang ayah sambil berjalan meninggalkan anaknya menuju warung.
Tak lama kemudian sang ayah balik lagi sambil menenteng sebuah kantong kresek hitam.
"Apa itu pak..?" Tanya sang anak.
"Ini roti tawar nak.. Ayo makan.. Ini akan mengurangi sedikit rasa laparmu..!" Jawab sang ayah.
Sang anak itu pun langsung melahap roti tawar yang di belikan oleh ayahnya. Sambil duduk di atas trotoar, sang anak melahap roti itu sampai habis. Sang ayah merasa sedikit lega melihat anaknya menghabiskan roti tawar itu. Anaknya yang baru berusia 3 tahun terpaksa harus berpuasa karena memang tidak ada lagi yang dapat mereka makan. Ayahnya hanyalah seorang pengemis. Sedangkan ibunya sudah lama meninggal dunia. Seharian ini mereka berdua tidak mendapatkan hasil dari mengemis. Dan uang yang tersisa pun sudah habis untuk membeli roti tawar.
"Pak.. Aku macih lapal.. Pelutku macih cakit.. Aku macih pengen makan pak..!" Rengek si anak.
"Bapak tidak punya uang lagi nak..!" Jawab sang ayah.
"Tapi aku macih pengen makan pak.. Ngehikz.. T_T !!!"
Sang ayah tidak menjawab. Pandangan matanya kosong menghadap ke sebuah warung nasi. Si anak masih terus merengek minta makan.
"Tunggu di sini ya nak.. Jangan kemana-mana.. bapak akan bawakan makanan enak buat kamu..!" Sahut sang ayah.
"Iya pak..! :)" Balas si anak.
Sang ayah pun pergi beranjak menuju warung nasi itu. Sedangkan sang anak hanya memperhatikan dari jauh kemana ayahnya pergi.
10 menit berlalu, hingga 20 menit sang ayah belum muncul-muncul juga. 30 menit barulah sang ayah muncul dari kejauhan sambil berlari ke arah anaknya dengan memegang kantong kresek hitam. Si anak langsung sumbringah melihat ayahnya membawa sesuatu.
"Iya pak..! :)" Balas si anak.
Sang ayah pun pergi beranjak menuju warung nasi itu. Sedangkan sang anak hanya memperhatikan dari jauh kemana ayahnya pergi.
10 menit berlalu, hingga 20 menit sang ayah belum muncul-muncul juga. 30 menit barulah sang ayah muncul dari kejauhan sambil berlari ke arah anaknya dengan memegang kantong kresek hitam. Si anak langsung sumbringah melihat ayahnya membawa sesuatu.
Tapi.....
Baru saja ayahnya nongol dari kejauah, seorang lelaki berbadan besar menghantam sang ayah dengan kakinya. Sang ayah pun jatuh terguling-guling.
"INI DIA MALINGNYA...!!! " Teriak lelaki itu dan masa pun berkumpul menghajar sang ayah. Massa yang terpancing oleh emosi itu langsung menghantamkan kayu dan batu ke tubuh sang ayah. Sang ayah langsung menjerit kesakitan dari hantaman tersebut. Lolongan keras sang ayah membuat sang anak ketakutan dan menangisi ayahnya yang sedang di hajar massa. Salah satu dari massa menghantamkan batu besar ke kepala sang ayah. Sehingga sang ayah berhenti menjerit tak berdaya dan tertelungkup sambil memegangi kantong kresek hitam yang dicurinya.
"BAKAR...BAKAR ...BAKAR...!! !" Seru para massa.
Mendengar hal itu, sang anak langsung berlari menghampiri ayahnya.
"AYAH. ..!!! Ngehikz hikz.. :'( Tolong jangan pukul ayahku...!!" Rengek si anak sambil mendekati ayahnya yang sudah bersimbah darah.
Si anak langsung mengguncang-guncangkan tubuh ayahnya sambil menangis. Lalu sang ayah menjulurkan tangannya ke arah anaknya sambil memberikan kantong kresek hitam yang dicurinya tadi.
"Ini nak... Ma... makan lah.. Ayah membawakanmu ayam goreng untukmu..!!" Ujar sang ayah dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
Si anak yang masih polos itu langsung mengambil kantong kresek hitam itu dan memakan ayam itu di hadapan ayahnya.
Astaga...!! Betapa sedihnya perasaan anak itu.
Masa yang mengerumuni ayah dan anak itu langsung terdiam dengan penuh penyesalan dan rasa iba. Sungguh sudah menjadi dosa besar setelah menghajar ayah itu. Massa pun menggotong tubuh sang ayah ke tempat yang lebih layak.
Kini Sang ayah pun memejamkan matanya dan nafasnya sudah berhenti. Dan sang anak pun langsung menangis sekencang-kencangnya.
Semua telah terjadi. Massa yang telah membunuh ayah dari anak itu hanya bisa menyesali perbuatannya. Satu satu dari mereka langsung menghampiri anak itu dan meminta maaf pada si anak.
"Maafkan kami.. kami sungguh menyesal..!!" ujar salah seorang dari massa.
Namun hasilnya membuat sang anak menangis makin kencang.
PESAN MORAL :
Tidaklah mudah menjadi seorang ayah. Apalagi beban tanggung jawab ayah itu sangatlah berat. Untuk itu sayangilah ayah dan ibumu selagi mereka masih ada dan sertakanlah do'a setiap saat jika ayah dan ibumu sudah tidak ada. Karena itulah satu-satunya yang diharapkan oleh kedua orangtuamu.
Sumber