Pernahkah Anda menyadari kenapa saat melakukan pemeriksaan dokter meminta Anda melakukan beberapa gerakan ataupun menulis? Hal ini dikarenakan tes fisik bisa mendeteksi apakah tubuh Anda berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak. Nah tes-tes tersebut bisa dilakukan sendiri lho.
Berikut ini adalah beragam bentuk tes kesehatan yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah, seperti dikutip dari DetikHealth, Selasa (1/10/2013):
1. Tes 'Tanda Schamroth'
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kardiovaskular, paru-paru. Angkatlah ke atas atau bawah kedua jari telunjuk dan putar keduanya sehingga kuku kedua jari saling berhadapan. Tekan kuku bersama-sama dan Anda akan melihat sebuah bentuk kecil, sempit, ruang yang menyerupai bentuk berlian antara kuku Anda. Saat itu kuku menjadi sama-sama datar namun ada ruang kecil yang memperlihatkan kuku tidak saling bersentuhan di sedikit bagian.
Artinya: Jika kuku-kuku Anda bulat dan tidak dapat menekan hingga datar bersama-sama, itu adalah tanda adanya 'clubbing'. 'Clubbing' merupakan penebalan ujung jari yang terjadi ketika tidak cukup oksigen yang beredar dalam aliran darah. 'Clubbing' tersebut bisa menjadi tanda penyakit kardiovaskular, seperti penyakit arteri koroner atau gagal jantung, atau penyakit paru-paru. Dalam beberapa kasus, penyakit radang usus dan sirosis hati juga menyebabkan 'clubbing' ini.
Jika Anda tidak melihat tanda-tanda itu, perhatikan dengan seksama tanda lain pada jari Anda. Ukur ketebalan jari Anda, jika terjadi 'clubbing', maka Anda akan melihat bahwa jari terasa lebih tebal di bagian atas daripada di bawahnya. Hal tersebut penting diperhatikan agar dokter Anda memantau jantung dan kesehatan paru-paru.
2. Tes Romberg
Tes ini digunakan untuk penyakit degeneratif (atau keracunan). Untuk melakukan tes jenis ini tidak begitu sulit, berdirilah dengan keadaan kaki rapat, lalu letakkan lengan di sisi Anda. Sekarang tutup mata dan tetaplah dengan keadaan seperti itu dalam beberapa menit. Rasakan apakah Anda bisa merasa seimbang atau seperti hendak jatuh.
Jika dalam keadaan mata tertutup Anda tidak bisa merasakan seimbang, itu adalah tanda ataksia sensorik atau kehilangan koordinasi motorik yang menjadi tanda neuropati diabetik (diabetic neuropathy), sklerosis ganda (multiple sclerosis), masalah telinga bagian dalam, stenosis tulang belakang (lumbar spinal stenosis), atau penyakit degeneratif lainnya. Test ini juga terkadang digunakan sebagai tes keracunan atau penyalahgunaan obat.
Jika Anda gagal saat melakukan tes ini tetapi merasa tubuh baik-baik saja, ada baiknya Anda berdiskusi dengan dokter. Namun jika Anda mengalami gejala lainnya seperti mati rasa, kesemutan di lengan atau kaki, atau ada masalah keseimbangan, mintalah dokter untuk memberikan surat rujukan ke ahli saraf.
3. Tes Pengukuran Jari Tangan
Tes pengukuran jari tangan ini dapat dilakukan jika Anda ingin memeriksa osteoarthritis dan penyakit lainnya. Melakukan pemeriksaan ini tidaklah sulit. Caranya rapatkan jari-jari di salah satu tangan Anda, lalu lihat apakah jari telunjuk lebih pendek dari jari manis? Penelitian terbaru di University of Nottingham di Inggris menemukan bahwa jika jari telunjuk seorang wanita lebih pendek daripada jari manisnya, maka dia dua kali lebih memungkinkan mengembangkan osteoarthritis lutut atau pinggul.
Memang tidak ada penjelasan ilmiah yang memadai terkait hubungan antara ukuran jari dengan risiko penyakit arthritis.
Hanya saja Anda perlu waspada akan tanda-tanda penyakit osteoarthritis di lutut, pinggul, bahu, dan punggung. Jika Anda merasakan rasa sakit dan curiga itu adalah osteoarthritis segeralah berkonsultasi dengan dokter.
4. Tes Hidung dan Tes Tumit
Tes ini bisa dilakukan untuk pemeriksaan penyakit neurodegeneratif. Cara melakukan tes ini adalah dengan merentangkan lengan dan jari-jari tangan. Setelah itu tutup mata dan cobalah menyentuh hidung dengan jari Anda sendiri, kemudian lakukan lagi dengan menggunakan jari orang lain. Memang tampak mudah, tapi tidak semua orang sukses melakukan tes ini.
Lakukan juga tes dengan cara berbaring dan menggerakkan tumit salah satu kaki ke atas dan ke bawah tulang kering dari kaki sebelahnya lagi yang dibentangkan. Jika tidak berhasil melakukan kedua tes ini atau tidak bisa akurat, bisa jadi itu merupakan salah satu tanda penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis atau tumor otak atau lesi. Lekas beritahu dokter Anda jika berulang kali Anda gagal melakukan tes ini.
5. Tes Posisi Tangan Berdoa
Tes ini untuk mendeteksi rheumatoid arthritis. Cara melakukannya adalah dengan menahan tangan seperti posisi berdoa tradisional, dengan jari dan telapak tangan saling menyentuh. Lalu lihatlah apakah jari kelingking Anda berdiri lurus sebagaimana mestinya atau tidak. Jika tidak, itu bisa jadi indikator kemungkinan rheumatoid arthritis (RA), yang membuat sendi membengkak dan kaku serta jari menjadi keriput atau bengkok. Ketidakmampuan merentangkan jari kelingking juga indikator lain dari RA, karena jika terkena RA maka jari kelingkinglah yang pertama kehilangan fungsi.
Jika hal ini terjadi segera konsultasikan ke dokter. Cek pula apakah keluarga Anda punya sejarah RA, karena penyakit ini seringkali berdasarkan genetik. (Tsalis Annisa - detikHealth )
Berikut ini adalah beragam bentuk tes kesehatan yang bisa Anda lakukan sendiri di rumah, seperti dikutip dari DetikHealth, Selasa (1/10/2013):
1. Tes 'Tanda Schamroth'
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kardiovaskular, paru-paru. Angkatlah ke atas atau bawah kedua jari telunjuk dan putar keduanya sehingga kuku kedua jari saling berhadapan. Tekan kuku bersama-sama dan Anda akan melihat sebuah bentuk kecil, sempit, ruang yang menyerupai bentuk berlian antara kuku Anda. Saat itu kuku menjadi sama-sama datar namun ada ruang kecil yang memperlihatkan kuku tidak saling bersentuhan di sedikit bagian.
Artinya: Jika kuku-kuku Anda bulat dan tidak dapat menekan hingga datar bersama-sama, itu adalah tanda adanya 'clubbing'. 'Clubbing' merupakan penebalan ujung jari yang terjadi ketika tidak cukup oksigen yang beredar dalam aliran darah. 'Clubbing' tersebut bisa menjadi tanda penyakit kardiovaskular, seperti penyakit arteri koroner atau gagal jantung, atau penyakit paru-paru. Dalam beberapa kasus, penyakit radang usus dan sirosis hati juga menyebabkan 'clubbing' ini.
Jika Anda tidak melihat tanda-tanda itu, perhatikan dengan seksama tanda lain pada jari Anda. Ukur ketebalan jari Anda, jika terjadi 'clubbing', maka Anda akan melihat bahwa jari terasa lebih tebal di bagian atas daripada di bawahnya. Hal tersebut penting diperhatikan agar dokter Anda memantau jantung dan kesehatan paru-paru.
2. Tes Romberg
Tes ini digunakan untuk penyakit degeneratif (atau keracunan). Untuk melakukan tes jenis ini tidak begitu sulit, berdirilah dengan keadaan kaki rapat, lalu letakkan lengan di sisi Anda. Sekarang tutup mata dan tetaplah dengan keadaan seperti itu dalam beberapa menit. Rasakan apakah Anda bisa merasa seimbang atau seperti hendak jatuh.
Jika dalam keadaan mata tertutup Anda tidak bisa merasakan seimbang, itu adalah tanda ataksia sensorik atau kehilangan koordinasi motorik yang menjadi tanda neuropati diabetik (diabetic neuropathy), sklerosis ganda (multiple sclerosis), masalah telinga bagian dalam, stenosis tulang belakang (lumbar spinal stenosis), atau penyakit degeneratif lainnya. Test ini juga terkadang digunakan sebagai tes keracunan atau penyalahgunaan obat.
Jika Anda gagal saat melakukan tes ini tetapi merasa tubuh baik-baik saja, ada baiknya Anda berdiskusi dengan dokter. Namun jika Anda mengalami gejala lainnya seperti mati rasa, kesemutan di lengan atau kaki, atau ada masalah keseimbangan, mintalah dokter untuk memberikan surat rujukan ke ahli saraf.
3. Tes Pengukuran Jari Tangan
Tes pengukuran jari tangan ini dapat dilakukan jika Anda ingin memeriksa osteoarthritis dan penyakit lainnya. Melakukan pemeriksaan ini tidaklah sulit. Caranya rapatkan jari-jari di salah satu tangan Anda, lalu lihat apakah jari telunjuk lebih pendek dari jari manis? Penelitian terbaru di University of Nottingham di Inggris menemukan bahwa jika jari telunjuk seorang wanita lebih pendek daripada jari manisnya, maka dia dua kali lebih memungkinkan mengembangkan osteoarthritis lutut atau pinggul.
Memang tidak ada penjelasan ilmiah yang memadai terkait hubungan antara ukuran jari dengan risiko penyakit arthritis.
Hanya saja Anda perlu waspada akan tanda-tanda penyakit osteoarthritis di lutut, pinggul, bahu, dan punggung. Jika Anda merasakan rasa sakit dan curiga itu adalah osteoarthritis segeralah berkonsultasi dengan dokter.
4. Tes Hidung dan Tes Tumit
Tes ini bisa dilakukan untuk pemeriksaan penyakit neurodegeneratif. Cara melakukan tes ini adalah dengan merentangkan lengan dan jari-jari tangan. Setelah itu tutup mata dan cobalah menyentuh hidung dengan jari Anda sendiri, kemudian lakukan lagi dengan menggunakan jari orang lain. Memang tampak mudah, tapi tidak semua orang sukses melakukan tes ini.
Lakukan juga tes dengan cara berbaring dan menggerakkan tumit salah satu kaki ke atas dan ke bawah tulang kering dari kaki sebelahnya lagi yang dibentangkan. Jika tidak berhasil melakukan kedua tes ini atau tidak bisa akurat, bisa jadi itu merupakan salah satu tanda penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis atau tumor otak atau lesi. Lekas beritahu dokter Anda jika berulang kali Anda gagal melakukan tes ini.
5. Tes Posisi Tangan Berdoa
Tes ini untuk mendeteksi rheumatoid arthritis. Cara melakukannya adalah dengan menahan tangan seperti posisi berdoa tradisional, dengan jari dan telapak tangan saling menyentuh. Lalu lihatlah apakah jari kelingking Anda berdiri lurus sebagaimana mestinya atau tidak. Jika tidak, itu bisa jadi indikator kemungkinan rheumatoid arthritis (RA), yang membuat sendi membengkak dan kaku serta jari menjadi keriput atau bengkok. Ketidakmampuan merentangkan jari kelingking juga indikator lain dari RA, karena jika terkena RA maka jari kelingkinglah yang pertama kehilangan fungsi.
Jika hal ini terjadi segera konsultasikan ke dokter. Cek pula apakah keluarga Anda punya sejarah RA, karena penyakit ini seringkali berdasarkan genetik. (Tsalis Annisa - detikHealth )