Bagi kebanyakan orang, balon hanyalah sebuah simbol perayaan. Tapi bagi seorang pria, lateks berwarna-warni justru menjadi kegilaan dan obsesi seksual. Pria ini bisa terangsang hanya dengan melihat balon.
Julius (62 tahun) menunjukkan keanehan seksualnya selama 50 tahun 'menjalin hubungan' dengan balon-balon. Baginya, balon adalah sesuatu yang cantik, lembut, halus dan membuatnya terangsang secara seksual.
Julius (62 tahun) menunjukkan keanehan seksualnya selama 50 tahun 'menjalin hubungan' dengan balon-balon. Baginya, balon adalah sesuatu yang cantik, lembut, halus dan membuatnya terangsang secara seksual.
Julius (Foto: TLC) |
"Ketika saya melihat balon yang indah, jantung saya mulai bergetar dan saya menjadi terangsang. Saya akan memeluknya dan menciumnya. Itu membuat saya seperti di surga," ungkap Julius, dalam tayangan 'My Strange Addiction' TLC, seperti dilansir detikHealth, Jumat (15/3/2013).
Julius memiliki lebih dari 50.000 balon, dengan 'koneksi' khusus untuk masing-masing balonnya. Saking terobsesinya, pria ini bahkan tidur di ruangan yang penuh dengan balon warna-warni.
"Secara intelektual saya tahu bahwa balon tidak hidup, tetapi kadang saya bertanya-tanya apakah cinta saya untuk mereka dapat membuat mereka hidup," tuturnya.
Karena keanehannya tersebut, Julius sering mendapat label 'gila' untuk urusan seksual. Tapi sebaiknya tidak terlalu cepat menilai.
Julius mengalami kelainan seks atau yang disebut paraphilia. Paraphilia adalah perasaan seksual atau perilaku yang dapat melibatkan mitra seksual yang bukan manusia, tanpa izin atau yang melibatkan penderitaan atau siksaan oleh satu atau kedua pasangan.
Tapi kelainan seks seperti masokisme seksual (terangsang dengan menyakiti diri sendiri atau orang lain), fetisisme (terangsang bila melihat obyek bukan manusia), transvestisme (terangsang bisa dapat menimbulkan masalah di lingkungan), dan sadisme (terangsang dengan menyakiti orang lain), tidak lagi diklasifikasikan sebagai gangguan mental, menurut American Psychiatric Association. (Merry Wahyuningsih - detikHealth)