Apple merupakan  perusahaan yang paling bernilai saat ini. Sebagai raksasa teknologi yang  sering menghadirkan produk inovatif, ternyata Apple menyimpan  rahasianya rapat-rapat. Terkadang ini membuat stres para pegawainya.
Hal ini terungkap dari buku yang ditulis wartawan Fortune, Adam Lashinsky. Buku yang akan segera dirilis itu berjudul "Inside Apple: How America's Most Admired — and Secretive — Company Really Works."
Mengutip laman Fortune,  Lashinksy menjelaskan, pegawai Apple tahu akan ada sesuatu yang besar  yang sedang dipersiapkan perusahaan ketika tukang bangunan datang ke  gedung mereka. 
Tukang bangunan itu hanya pertanda, sebab tak  lama kemudian tembok baru pun segera berdiri. Pintu ditambahkan, dan  protokol keamanan baru pun muncul. Jendela yang tadinya transparan mulai  tak terlihat. Bahkan, banyak ruangan yang tak memiliki jendela untuk  bisa melihat ke dalam ruangan.
Kerahasiaan di Apple ada dua  bagian: eksternal dan internal. Apple berusaha melindungi produknya dan  aktivitas yang terjadi di dalamnya dari para pesaing mereka. Untuk  perusahaan teknologi, ini bisa dibilang wajar. Sebab, mereka tak ingin  inovasinya bocor sebelum dirilis. Sayangnya, pegawai Apple sering  menjadi "korban" kerahasiaan itu.
Ketika orang berkunjung ke  Apple Campus yang merupakan markas Apple, hanya ada satu suvenir yang  dijual. Suvenir itu adalah T-shirt dengan tulisan "I VISITED APPLE CAMPUS. BUT THAT'S ALL I'M ALLOWED TO SAY".
Ini  jelas berbeda dengan markas Google, yaitu Googleplex. Sebab, begitu  banyak informasi, bahkan foto yang mengungkap aktivitas para pekerja  Google. 
Umpan Produk Palsu
Tapi, tak hanya itu, di  buku itu juga mengungkap betapa beratnya pegawai Apple mengemban  kerahasiaan Apple. Bahkan, mereka tak diizinkan membicarakan apa yang  mereka kerjakan kepada anak dan istri mereka.
Seorang mantan pekerja pernah bercerita kalau pegawai Apple mengembangkan suatu produk, yang ternyata itu adalah produk palsu yang tak sedang dikembangkan Apple.
Seorang mantan pekerja pernah bercerita kalau pegawai Apple mengembangkan suatu produk, yang ternyata itu adalah produk palsu yang tak sedang dikembangkan Apple.
"Dia bekerja atau pernah bekerja kembangkan produk palsu, yang saya yakin terjadi di awal kariernya, juga terus dilakukan wawancara selama 9 bulan. Itu dilakukan secara intens," demikian pengakuan mantan pegawai Apple di buku Lashinsky, dikutip dari laman Gizmodo.
Produk palsu itu sengaja "diumpankan" Apple untuk menguji pegawainya. Jadi, ketika produk palsu itu bocor ke publik, Apple langsung tahu siapa yang membocorkannya.
Dengan strategi yang dijalankan itu, Apple berhasil mengejutkan pasar saat menghadirkan produk inovatif seperti iPod, iPhone, juga iPad. Tak heran jika pendiri Apple, Steve Jobs, sangat marah saat pertama kali mengenal sistem operasi Android.
Merasa idenya dicuri,  Steve Jobs pun pernah mengancam akan melakukan perang nuklir melawan  Android. Meski kini, Apple belum melakukan gugatan sengketa paten  terhadap Google, dan "hanya" berani melawan Samsung.
