Akhirnya Singapura dipilih Eduardo Saverin sebagai tempat tinggal. Salah seorang pendiri Facebook yang digambarkan dalam film The Sicoal Network sempat bersitegang dengan Mark Zuckerberg itu pindah dari AS ke Singapura pada 2009.
Tak hanya numpang lewat di negeri jiran itu, baru-baru ini Saverin, yang lahir di Brasil, mengumumkan telah berpindah kewarganegaraan dari AS ke Singapura.
Mengapa Singapura? Menurut juru bicaranya, langkah Saverin didasarkan pada pertimbangan "praktis" saja. "Ia berencana melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki kepentingan kuat dalam memasuki pasar Asia. Dengan demikian, paling masuk akal baginya untuk menggunakan Singapura sebagai home base," katanya.
Benarkah semata pertimbangan itu? Situs berita CNN menyatakan ada hal lain yang melatari keputusannya. Singapura, tulis media ini, tidak memiliki pajak keuntungan modal. Jadi tergantung pada ukuran saham yang sebenarnya di Facebook, Saverin aman dari pemotongan pajak yang cukup besar pada setiap penjualan saham.
Mengutip data Wealth-X, perusahaan riset yang berbasis di Singapura yang mengumpulkan informasi tentang kekayaan bersih individu kelas atas dunia, dengan tinggal di Singapura Saverin bisa menyelamatkan US$ 39 juta dananya dari pemotongan pajak.
Namun juru bicara Saverin menyangkal langkah kepindahannya dilakukan karena alasan pajak. Singapura kini banyak dilirik orang kaya dunia sebagai tempat tinggal. Negara kecil ini bahkan dijuluki sebagai "taman bermain orang superkaya dunia", dengan banyak mobil cepat, belanja mewah, restoran papan atas, dan bar trendi. Dengan pemerintahan yang stabil, Singapura menjadi daya tarik lain selain pajak yang rendah.
Di Singapura, Saverin dikabarkan sangat menikmati kehidupannya. Ia menyetir sendiri mobil Bentley kesayangannya, berpesta di klub mewah, dan beberapa kali muncul dalam Singapura Tatler, majalah masyarakat lokal terkemuka.
Singapura dikenal getol merayu investor kaya seperti Saverin dan menawarkan banyak insentif pajak dan bahkan tempat tinggal permanen di negeri itu. Saverin telah berinvestasi di beberapa perusahaan aplikasi ponsel Singapura, termasuk Anideo dan Perx.